AWRECEH – Memimpin sebuah organisasi memang bukanlah yang mudah bagi sebagian orang yang belum memiliki cukup pengalaman. Namun bukan berarti tidak ada cara menjadi pemimpin yang baik dalam organisasi yang dapat diterapkan dengan cepat dan mudah.
Menjadi seorang pemimpin bukan hanya pandai mengatur anak buah saja, namun juga harus dapat membawa organisasi ke arah yang lebih baik. Tantangan ini tentu akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila Anda sudah mempunyai bekal yang cukup.
9 Cara Menjadi Pemimpin yang Baik Dalam Organisasi
Menjadi pemimpin yang baik adalah membawa timnya menuju ke jalan kesuksesan tanpa kehilangan rasa hormat dari para anggota. Paling tidak sebelum memulai memimpin maka seseorang harus mempunyai sifat dasar pemimpin yang dibutuhkan.
Sebenarnya untuk menjadi pemimpin yang baik Anda hanya harus menggali diri dengan lebih dalam lagi untuk menemukan gaya yang paling sesuai. Beberapa cara menjadi pemimpin yang baik dalam organisasi dibawah ini harus Anda cermati dengan baik:
Terlibat Dalam Diskusi dan Komunikasi dengan Intens
Komunikasi merupakan kunci utama dalam setiap jenis hubungan di dunia ini, termasuk antara atasan dengan bawahan. Tidak adanya komunikasi yang baik maka hubungan yang baik juga tidak akan tercipta dengan mudah.
Kalau Anda mencari cara menjadi pemimpin yang baik dalam organisasi maka harus dapat lebih dekat dengan bawahan. Caranya adalah dengan menciptakan suasana yang nyaman dan terbuka untuk dapat saling berkomunikasi sebaik mungkin.
Komunikasi dalam sebuah organisasi sangat penting sehingga pemimpin sebaiknya dapat berterus terang tanpa basa-basi. Dengan demikian maka anggota yang dipimpinnya dapat benar-benar mengerti mengenai tugas dan hal yang diperintahkannya.
Meskipun demikian jangan sampai sikap terus terangnya sampai kebablasan dan menyinggung perasaan bawahan. Sikap terbuka yang dimaksudkan adalah dapat menerima saran dan pendapat karyawan sebagai pendukung kepemimpinan yang baik.
Tidak Hanya Memerintah Melainkan Memberi Teladan
Cara menjadi pemimpin yang baik dalam organisasi adalah menjadi pemimpin bukan boss. Ungkapan yang tepat untuk mendeskripsikan hubungan yang baik antara atasan dengan bawahannya Adalah dengan memberi teladan. Seorang pemimpin yang baik akan memberikan pengertian dan contoh bagaimana tugas yang diperintahkannya harus dilakukan.
Langkah ini tidak hanya menghindari kesalah pahaman antara pimpinan dan anggota tim yang terkait dengan tugas tersebut. Melainkan juga menjaga wibawa dan rasa hormat bawahan kepada atasannya karena tidak hanya memerintah saja namun juga dapat memberikan teladan.
Membuat Visi yang Menarik
Cara menjadi pemimpin yang baik dalam organisasi selanjutnya adalah kemampuan untuk menciptakan visi yang menarik. Hal ini karena pemimpin harus mempunyai fokus pada masa depan sehingga mempunyai gambaran yang jelas mengenai apa yang diinginkan dan hendak diwujudkan.
Oleh karena itu akan senantiasa memiliki semangat yang tinggi mengenai masa depan organisasi yang dipimpinnya. Selain itu juga tidak akan menyia-nyiakan waktu dengan berkutat pada masa lalu namun optimis untuk meraih masa depan yang cerah.
Selalu Memotivasi Karyawan
Pemimpin yang baik juga akan senantiasa memberikan motivasi kepada para anggota timnya. Meskipun terlihat mudah, faktanya memberikan motivasi kepada para karyawan adalah hal yang cukup menantang. Meskipun demikian cara ini sangat efektif agar membuat semangat bawahan tetap teguh.
Caranya adalah dengan memberikan pengakuan, pujian, atau penghargaan atas prestasi karyawan. Bahkan di saat terdapat masalah, utamakan untuk berdialog dengan baik dengan mengutamakan Solusi, bukan kesalahan.
Bertindak Profesional
Cara menjadi pemimpin yang baik adalah dapat bertindak profesional baik dalam berinteraksi dengan orang lain maupun berkomunikasi. Membawa diri dengan baik akan menuai rasa hormat dari bawahan, mematuhi peraturan yang sudah diputuskan dan juga berani mengakui kesalahan yang dilakukan.
Menjadi professional berarti memahami dan bertindak ahli sesuai dengan profesi yang diemban. Bukan berarti bersikap kering dan bossy, namun mengedepankan keprofesian dalam menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan.
Mampu Mendukung Bawahan
Saat bawahan melakukan kesalahan maka seorang pemimpin yang baik akan membantunya untuk dapat memperbaiki diri. Demikian juga ketika bawahan melakukan hal yang berprestasi maka sebaiknya dapat memberikan penghargaan atas pencapaian yang sudah didapatkan.
Meluangkan waktu untuk menunjukkan rasa hormat dalam melatih karyawan secara pribadi akan memberikan dampak yang baik. Mendukung bawahan dengan memastikan bahwa mereka sudah memiliki sumber daya untuk meraih keberhasilan bersama.
Menjadi Pendengar Yang Baik
Langkah selanjutnya yang tidak kalah penting adalah menjadi pendengar yang baik, dengan empati yang tinggi. Dengan demikian Anda akan dapat memahami situasi yang terjadi di sekitar dan menyadari saat terjadi konflik antar sehingga dapat segera menyelesaikannya dengan baik.
Perlu diingat bahwa kemampuan untuk mendengarkan orang lain adalah soft skill paling bermanfaat di setiap saat. Hal ini membuka Komunikasi dan membuat chemistry jadi lebih baik.
Berlaku Dengan Adil
Cara menjadi pemimpin yang baik dalam organisasi selanjutnya adalah dapat berlaku dengan adil. Meskipun dalam kehidupan di luar organisasi Anda terhubung secara pribadi, namun saat bekerja sama Anda tidak boleh mengistimewakannya hanya karena kaitan tersebut.
Adil tidak sama dengan sama rata. Namun sesuai dengan porsinya dan sesuai dengan kondisi. Hal ini tentunya akan mengurangi gesekan antar orang. Baik secara vertical maupun horizontal. Tentunya hal ini menjaga stabilitas Perusahaan atau organisasi.
Meminta Feedback Atas Gaya Kepemimpinan
Anda juga dapat bersikap terbuka kepada bawahan atas masukan yang diberikan baik kritik, saran maupun pujian. Memang biasanya bawahan akan segan memberikan feedback kepada pimpinannya karena segan. Sehingga untuk mengetahuinya dapat bertanya kepada rekan kerja yang mempunyai level yang sama dengan Anda.
Demikianlah langkah-langkah penting yang dapat Anda lakukan sebagai cara menjadi pemimpin yang baik dalam organisasi. Memang tidak semua dapat diterapkan dengan mudah, harus disesuaikan dengan kondisi organisasi yang dipimpinnya.