AWRECEH – Kalau di Indonesia profesi menjadi petani merupakan salah satu profesi yang kerap dipandang sebelah mata, tidak demikian dengan di Jepang. Bahkan gaji petani di Jepang tidak kalah dengan profesi lainnya di negeri sakura tersebut.
Mencari peluang kerja di luar negeri sudah menjadi hal yang umum dilakukan oleh banyak orang di Indonesia. Salah satu yang menjadi negara tujuan utama bagi tenaga kerja Indonesia adalah Jepang. Di Jepang, banyak orang Indonesia yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di sektor pertanian.
Pengertian TKI Pertanian, Mekanisme, dan Gaji Petani Di Jepang
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pertanian di Jepang merupakan tenaga kerja asal Indonesia yang bekerja di sektor pertanian di Jepang. Pada umumnya para TKI ini bekerja menjadi petani atau pekerja di perkebunan. Mereka bekerja di Jepang biasanya dengan kontrak dan memiliki waktu kerja yang panjang.
Apabila Anda tertarik untuk menjadi petani di Jepang simak mekanisme, gaji dan prosedurnya berikut ini:
Mekanisme Penerimaan TKI Pertanian di Jepang
Ada beberapa tahapan dalam mekanisme penerimaan tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja di sektor pertanian di Jepang. Langkah pertama, para pekerja harus mengikuti tes seleksi yang dilakukan di lembaga yang sudah ditunjuk oleh pemerintah Indonesia.
Selanjutnya para calon pekerja pertanian tersebut wajib untuk mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh lembaga yang sudah ditunjuk pemerintah Indonesia sampai selesai. Setelah itu para TKI tersebut diuji lagi oleh pemerintah Jepang dengan tes kemampuan bahasa Jepang dan keterampilan teknis pertanian.
Besaran Gaji Petani di Jepang
Gaji petani di Jepang terhitung masih sangat tinggi dibandingkan di sektor lain di negeri sendiri. Rata-rata pendapatan menjadi petani di sana sekitar 1.200 yen per jam atau sekitar Rp. 160.000 per jam. Pada umumnya TKI pertanian di Jepang mempunyai jam kerja selama 8 jam per hari.
Sehingga apabila dijumlahkan, maka gaji menjadi petani di Jepang per hari bisa mendapatkan sebesar Rp. 1.280.000. Biasanya untuk gaji para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di sektor pertanian di Jepang dibayar per jam atau per hari.
Sistem Penggajian Petani di Jepang
Sama seperti di Indonesia, sistem penggajian TKI pertanian di Jepang juga dilakukan melalui transfer ke rekening bank. Meskipun demikian para pekerja dapat menerima gaji petani di Jepang dengan membawa uang tunai. Namun jarang yang memilihnya karena berbahaya dan rentan kejahatan.
Faktor yang Mempengaruhi Besaran Gaji Petani di Jepang
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi para petani di Jepang salah satunya adalah lama kerja. Pekerja yang sudah bekerja selama beberapa tahun di sektor pertanian akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi. Faktor yang kedua adalah keterampilan teknis pertanian yang dimiliki oleh pekerja tersebut.
Apabila pekerja pertanian tersebut mempunyai keterampilan teknis pertanian yang mumpuni maka gajinya juga akan lebih tinggi. Sementara itu faktor yang ketiga adalah bahasa Jepang. Gaji petani di Jepang atau mereka yang mahir dalam berbahasa Jepang juga akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi.
Hak dan Kewajiban Petani di Jepang
Tenaga kerja Indonesia yang bekerja di sektor pertanian di Jepang mempunyai beberapa hak dan kewajiban yang sama dengan pekerja asing yang lainnya. Hak tersebut berupa mendapatkan jaminan sosial, mendapatkan perlindungan hukum, mendapatkan upah yang layak dan mendapatkan libur yang layak.
Sementara mengenai kewajibannya tidak jauh berbeda dengan pekerja di sektor pekerjaan yang lainnya. Selain mematuhi aturan di tempatnya bekerja, juga mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku di Jepang, seperti aturan bekerja dan keamanan.
Tantangan yang Dihadapi TKI Pertanian di Jepang
Bekerja di sektor pertanian memang merupakan salah satu tantangan yang cukup besar bagi tenaga kerja Indonesia. Tantangan yang pertama tentu saja adalah bahasa Jepang yang harus dikuasai dengan baik dan benar sehingga dapat bekerja dengan efektif.
Tantangan selanjutnya adalah menyesuaikan diri dengan cuaca karena Jepang mempunyai cuaca yang cukup ekstrim. Meskipun cukup berat, namun para petani di Jepang harus dapat bertahan untuk bekerja dalam cuaca yang ekstrim tersebut.
Tantangan selanjutnya adalah jarak yang harus ditempuh, karena biasanya para petani di Jepang harus bekerja di daerah yang jauh dari kota. Sehingga cukup sulit untuk mencari pertolongan atau bantuan saat menghadapi keadaan darurat.
Prospek Kerja Sektor Pertanian di Jepang
Sampai saat ini prospek kerja di Jepang untuk tenaga kerja Indonesia masih sangat terbuka lebar. Karena Jepang adalah sebuah negara yang membutuhkan banyak tenaga kerja pada sektor pertanian. Selain itu, bantuan pemerintah Indonesia juga meningkat untuk memperluas kesempatan kerja bagi TKI pertanian di Jepang.
Meskipun peluang kerja masih terbuka lebar, namun calon pekerja pertanian di Jepang juga harus mempersiapkan diri dengan baik. Mulai dari sisi kemampuan bahasa yang mempermudah komunikasi saat bekerja, dan juga keterampilan teknis pertanian.
Meskipun menjadi petani di Jepang mempunyai tantangan yang cukup besar seperti bahasa Jepang, jarak dan juga cuaca. Namun prospek untuk bekerja di sektor pertanian di Jepang masih terbuka lebar, ditambah lagi gaji petani di Jepang masih sangat menggiurkan untuk meningkatkan perekonomian.