4 Film Jepang yang Tidak Boleh Ditonton Anak Kecil

Rama Dhani

film yang tidak boleh ditonton anak kecil

AWRECEH – Film Jepang merupakan salah satu tontonan favorit sebagian besar masyarakat karena ceritanya yang seru dan menegangkan. Inilah dia film jepang yang tidak boleh ditonton anak kecil.

Jepang sudah tersohor dengan berbagai filmnya yang populer, bahkan kerap menjadi langganan penghargaan bergengsi di dunia perfilman. Perkembangan filmnya sangat pesat, baik dari sisi cerita maupun pengambilan gambar dan editingnya yang mengagumkan.

Namun para orang dewasa perlu waspada. Ada juga film Jepang yang tidak pantas untuk anak di bawah umur. Alasannya karena terlalu sadis, menampilkan kekerasan, atau adegan yang vulgar.

Film Jepang yang Tidak Boleh Ditonton Anak Kecil

Meskipun Jepang mempunyai banyak film yang sangat keren dan dikagumi banyak orang diluar negeri. Namun ada beberapa film Jepang yang tidak boleh ditonton anak kecil dengan alasan kekerasan dan adegan ranjang yang kurang pantas.

Beberapa film yang sebaiknya tidak dilihat oleh anak kecil atau anak di bawah umur tersebut adalah sebagai berikut:

Battle Royale

Film yang pertama adalah Battle Royale yang judul lainnya adalah Kinji Fukasaku dan dirilis pada tahun 2000 yang lalu. Ketika pertama kali dirilis, film ini sudah mendapatkan banyak komentar dari para penonton.

Diketahui bahwa film ini sesuai dengan judulnya yaitu Battle Royale adalah sebuah film Jepang kontemporer yang terinspirasi dari sebuah lagu angsa Kinji Fukasaku. Sementara ceritanya sendiri diadaptasi dari novel homonim karya Takami Koushun.

Kisah utama dari film ini adalah tentang kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah dengan sekelompok siswa kelas sembilan. Dimana anak-anak di sekolah menengah Jepang ini diharuskan mematuhi sebuah undang-undang agar dapat bersaing dalam Battle Royale.

Semua siswa yang terlibat didalamnya dipaksa untuk melakukan pembunuhan pada setiap permainan yang disediakan. Permainan tersebut akan tamat apabila semua orang didalamnya sudah mati dan tinggal satu siswa saja yang selamat.

Karena tidak mempunyai pilihan maka beberapa siswa akhirnya memutuskan untuk mengikuti permainan battle royale ini. Dua permainan tersebut diantaranya adalah Kiriyama psikotik atau Mitsuko seksual. Meskipun demikian mereka tetap memikirkan jalan keluar agar dapat keluar dari pulau atau arena bermain tanpa membunuh.

Mereka juga mencari cara agar tetap dapat bertahan hidup dalam suasana permainan yang gelap dan panas. Sehingga film ini nuansanya sangat menakutkan sampai mempengaruhi para penontonnya, meskipun film ini memiliki pesan mengenai kebenaran politik, reality show dan televisi yang banyak menyimpan ironi maupun sarkasme.

Yuriko’s Aroma

Yuriko’s Aroma juga menjadi salah satu film Jepang yang tidak boleh ditonton anak kecil karena adegannya terlalu dewasa. Film Yuriko’s Aroma ini merupakan besutan dari sutradara Kota Yoshida dengan banyak adegan komedi erotis.

Film ini melibatkan banyak artis diantaranya adalah Saori Hara, Noriko Kijima, Noriko Eguchi, Shota Sometani, dan Jun Miho sebagai pemeran utama. Film ini mengisahkan mengenai wanita usia 30 tahunan yang bernama Yoriko dan berprofesi sebagai seorang pemijat aromaterapi.

Keahliannnya dalam memijat dapat membuat pasiennya rileks dan sembuh dengan sentuhan sensitif yang diberikan. Sayangnya dibalik kemampuannya tersebut ia mempunyai sisi gelap dalam kehidupannya, karena ia jatuh cinta pada seorang anak SMA berumur 17 tahun bernama Tetsuya.

Anehnya Yoriko jatuh cinta kepada pemuda tersebut bukan karena fisiknya yang rupawan, namun karena aroma spesial yang dimilikinya. Dengan berjalannya waktu, Yoriko dan Tetsuya mulai menjalin kasih meskipun ada kesan canggung di dalamnya.

Imprint

Film Jepang yang berjudul Imprint ini tidak hanya dilarang untuk anak kecil bahkan juga dilarang tayang. Film ini mengisahkan tentang jurnalis Amerika pada abad 19 bernama Christopher yang mencari wanita yang dicintainya selama bertahun-tahun di Jepang.

Wanita yang bernama Komomo ini sudah berjanji dengan Christopher untuk bertemu kembali namun sayangnya menemui kendala yang menggagalkannya. Pada suatu hari Christopher sampai di sebuah pulau bayangan dan bertemu dengan pelacur yang memberitahunya bahwa Komomo sudah meninggal dunia.

Dengan perasaan campur aduk, Christopher meminta agar pelacur tersebut menceritakan kisah hidupnya bersama Komomo. Kemudian berdasarkan kisah kelam keduanya, jurnalis ini terinspirasi untuk menuliskan sebuah cerita dan melupakan pencariannya yang menyedihkan.

Guinea Pig: Flower of Flesh and Blood

Wajar jika Guinea Pig: Flower of Flesh and Blood menjadi film Jepang yang tidak boleh ditonton anak kecil karena temanya tentang pembunuh berantai. Pembunuh ini berpakaian samurai dan mengejar perempuan yang menjadi korbannya.

Korban akan mendapatkan penyiksaan yang mengerikan, kemudian pembunuh tersebut membuat flower of flesh and blood atau bunga dari daging dan darah manusia. Saking terasa nyatanya film tersebut, petugas hukum memanggil sutradara dan memintanya menulis pernyataan.

Dimana isinya menyatakan jika film Guinea Pig: Flower of Flesh and Blood mempunyai sifat fiktif dan tidak ada aktor yang disakiti dalam proses pembuatannya. Film ini sebenarnya sudah dirilis pada tahun 1985 namun dicekal dan baru tayang secara legal di internasional pada tahun 2002 setelah ditemukan perusahaan Jerman.

Masih banyak film Jepang lainnya yang tidak boleh tayang di beberapa negara karena terlalu vulgar. 4 judul diatas merupakan wakil dari film Jepang yang tidak boleh ditonton anak kecil karena dapat membawa pengaruh buruk.

Also Read

[addtoany]

Tags

Leave a Comment